Buta? No problem

Family / 17 January 2005

Kalangan Sendiri

Buta? No problem

Admin Spiritual Official Writer
6909

Sumber Kesaksian: Rudy Wijaya

Mengalami kebuataan sejak lahir membuat Rudy Wijaya tidak dapat hidup normal seperti anak-anak lainnya.

"Saya pernah mengalami frustasi yang benar-benar berat sampai saya berani berpikir untuk mengatakan bahwa Tuhan tidak adil. Penyebabnya beberapa hal. Contohnya, adik-adik saya sekolah sedangkan saya tidak. Tuhan itu tidak adil".

Menginjak dewasa, Rudy tumbuh menjadi pemuda yang sensitif dan mudah tersinggung. Setiap kali ia mendengar kata-lata "buta" ia selalu merasa terhina dan ia menjadi sangat kesal.

Namun seiring berjalannya waktu, Rudy kemudian bertemu dengan seorang guru musik yang juga menyandang tuna netra. Lewat bimbingannya Rudy banyak belajar tentang musik sehingga kemampuannya memainkan alat musik mulai diasah. Percaya dirinya pun mulai muncul karena merasa memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan. Rudy diajarkan stem dan service piano dan ia menerimanya dengan senang hati.

"Saya berpikir, guru saya kan juga tuna netra, kok dia bisa sukses dan bisa mempunyai profesi yang hebat? Saya kagum. Lalu kehidupan rumah tangganya sebagai seorang suamipun sukses. Saya tadinya berpikir bahwa Tuhan tidak adil dengan menciptakan saya tuna netra. Tapi dia juga tuna netra dan dia bisa sukses. Saya mulai berpikir bahwa berarti Tuhan adil. Saat itulah saya mulai merasakan kasih Tuhan, keagungan Tuhan, luar biasanya Tuhan, maha pengasihNya dan Maha Tahunya. Disitu saya minta ampun karena sempat berpikir bahwa Tuhan tidak adil dan jahat..."

"Saya minta Tuhan ampuni saya. Kalau saya tahu rencana Tuhan, saya tidak akan menuduhNya jahat..."

Kekaguman Rudy pada sang guru membuat dirinya semakin tekun dalam dunia musik. Diapun mulai main musik di berbagai tempat seperti bar-bar dengan tujuan sambil sekolah sambil mencari uang. Pertama ia sangat senang karena bisa mandiri dalam mencari uang. Setiap kali mendapat jatah amplop, Rudy sangat bahagia. Namun tidak seindah yang dibayangkan, sebagai tuna netra ia kerap mendapat penolakan. Banyak penyanyi yang menolaknya karena bingung melihat keadaan Rudy.

Dalam keadaan itu, Rudy mulai tertarik pada lagu-lagu rohani karena lirik-liriknya yang membangun. Rudypun mulai bermain di acara-acara rohani, dan baru disanalah ia mendapat damai sejahtera setiap kali tampil.

"Lagu Rohani itu indah. Tuhan memang sangat baik dan selalu melindung saya..."

Rudy Wijaya kini menemukan dirinya didalam Yesus. Dia tidak lagi melihat dirinya sebagai orang yang gagal namun sebagai orang yang berarti bagi orang lain. Sehari-hari Rudy menerima panggilan untuk service piano di rumah-rumah dan membuat beberapa aransemen musik untuk jingle iklan.

Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup! Mazmur 27:13

Halaman :
1

Ikuti Kami